SD NEGERI 12 KAYUAGUNG Perubahan dan kemajuan dari tahun ke tahun Sekolah Model 2016-2019 Sekolah Zonasi 2019-2020 Sekolah Penggerak 2021 s.d Sekarang
Jumat, 21 Mei 2021
Analisis SWOTS
Kepala Sekolah sangat perlu menganalisis SWOTS di sekolahan untuk merancang Program Sekalah kedapannya agar lebih baik lagi...
BAB
V
ANALISIS
SWOTS
A.
Analisis SWOTS
SWOT
adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities
(peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk
mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan
kita dalam memasarkan event kita.Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa
situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisis
SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi
dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.Berhubung tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat
kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis
SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor
internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).
Analisis
SWOT adalah salah satu teknik analisi untuk mengkaji sekolahg secara
keseluruhan. Untuk mengkaji suatu sekolah perlu dilakukan analisis dengan melihat
factor internal (yang muncul dari dalam sekolah) dan factor Eksternal (yang ada
atau datang dari luar sekolah). Analisis Swot inilah yang akan dikaji oleh SD
Negeri 12 Kayuagung untuk melakukan setrategi atau langkah-langkah atau
mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis SWOT.
A.
Hasil
Analisis SWOT:
SD Negeri 12 Kayuagung dibawah kepemimpinan Ahmad,
S.Pd, M.Pd (Sekaligus sebagai Penulis) melakukan
Analisis SWOT tentang keadaan, hasil analisis Swot tersebut dituangkan kedalam
catatan-catatan yang didapat baik dari kondisi riil dilapangan baik sapras
maupun kondisi sekolah, Informasi dari masyarakat (wali murid/Alumni) juga data
dokumen sekolah. Hasil temuan inilah dibuat kedalam analisis dengan melihat
factor Internal (yang muncul dari dalam sekolah) yaitu Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), dan factor Eksternal (yang ada atau
dating dari luar sekolah) yaitu Opportunities (Peluang), Threats (Ancaman),
adapun hasil kajian Analisis SD Negeri 12 Kayuagung tersebut dibawah ini:
1.
Strengths (Kekuatan):
- Sumber daya tenaga pendidik dengan kompetensi
yang cukup memadai 85% pendidikan S1, 5 % Pendidikan S2 (Kepala sekolah)
hanya 10% yang tamatan sederajat SMU.
- Posisi dan letak sekolah yang strategis
- Halaman Luas dan tanah untuk dibangun masih ada.
- Rombel ada 6 sedangkan ruang kelas ada 7 ruangan
2.
Weaknesses (Kelemahan)
- Gedung sekolah yang sudah kurang layak dan
ruangan guru tidak ada.
- Halaman tanah musim kemarau Berdebu dan musim
hujan sebagian halaman tergenang air. Dan taman
didepan kelas dan dihalaman tidak terawat dan kurang kerindangan sekolah
(gersang) terlihatan sekolahannya kurang menarik.
- Guru tidak
disiplin, dan juga sering meninggalkan kelas pada jam menggajar. Suka
membeli sayur, ikan atau ayam potong pada waktu jam mengajar (anak
tinggal di kelas menjadi ribut) dan Mulai mengajar jam 07.30 pulang jam
12.30 kadang jam 12.00 dan juga kepala sekolah datang siang.
- Banyak
pedagang-pedagang (sayur, ikan, pecah belah dll) masuk ke sekolah baik
jam mengajar maupun jam istirahat.
- Kurangnya buku-buku referensi bagi tenaga
pendidik maupun buku siswa.
- Tidak ada Eksistensi
Komite Sekolah yang proaktif dalam menggagas perubahan inovasi pendidikan
serta mengoptimalkan sumber daya sekolah.
- Tidak
melakukan Kepemimpinan sekolah yang demokratis, partisipatif, transparan
dan senantiasa resvonsive terhadap berbagai inovasi.
- Kurang Kreatifitas
peserta didik yang relatif lebih baik dibandingkan dengan peserta didik
sekolah lain.
- Kurangnya Kerja
sama yang harmonis terjalin dengan baik antara sekolah, komite sekolah
dan orang tua.
- Kurangnya Mekanisme pengawasan
- Program /
rencana strategis sekolah yang dirumuskan oleh pihak sekolah dan komite
sekolah terkendala oleh sarana dan prasarana dan dana yang kurang
memadai.
- Guru dalam
mengajar tidak maksimal, sering terdengar dari wali siswa guru suka marah
marah dalam kelas (anak menjadi takut), jam mengajar guru sering keluar
sehingga kelas ribut, selain itu juga jam mengajar membeli sayur dan ikan
pedagang yang sering datang ke sekolah.
- Tidak ada
jam tambahan bagi anak yang kurang bisa membaca atau calistung.
3.
Opportunities (Peluang)
- Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak yang
memudahkan guru dalam memberikan pelayanan terhadap siswa
- Lingkungan yang cukup tenang, jauh dari
kebisingan
- Dekat dengan kantor – kantor Pemkab. OKI
terutama sekali Dinas Pendidikan Kab. OKI
- Ekpektasi
/ harapan orang tua siswa yang
tinggi terhadap pentingnya layanan pendidikan yang bermutu bagi
anak-anaknya.
- Penduduk kedaton
bertambah banyak apalagi ditambah penduduk
pindahan yang tinggal diperumnas sudah banyak yang menempati.
- Berdiri
tahun 1962 tentunya banyak sekali alumni-alumni yang sudah berhasil. Dan
juga pemuka masyarakat, masyarakat dan wali murid sangat antusias dalam
perubahan-perubahan yang ada di sekolah.
- Adanya
satu anggota dewan berasal dari kedaton.
- Adanya
anak-anak karyawan perkebunan sawit sekolah ke kayuagung.
i.
Perumahan guru 3 lokal tidak tepakai
- Threats (Ancaman)
- Kurangnya dukungan dari wali murid terhadap
pendidikan anaknya.
- Kurangnya dukungan dari wali murid terhadap
program-program sekolah
- Kurangnya kepercayaan wali murid terhadap
sekolah, sehingga banyak yang sekolah di tempat lain yang dianggap
kualitas dan fasilitasnya lebih baik.
- Dampak
negatif dari budaya global yang menerpa peserta didik seperti
konsumerisme, hedonisme dan vermisisme sebagai urban life style.
- Posisi
sekolah yang dekat dengan komplek persekolahan yang lain yang tidak
selalu memberi pengaruh positif bagi perkembangan kehidupan siswa di
lingkungan sekolah.
- Dalam
kurun waktu 3 tahun kedepan terdapat 4 guru yang akan pensiun (guru kelas
2, guru agama dan guru PJOK)
- Bagi
penduduk dibelakang sekolah Halaman sekolah jalan tembus ke jalan
kelurahan (yang lewat kendaraan
motor dan berjalan kaki).
B.
Pengambil
Keputusan Berdasarkan Analisis SWOT
Setelah hasil analisis SWOT dilakukan
menghasilkan factor-faktor internal (Kekuatan/ Strengths dan kelemahan/Waknesses)
dan Eksternal (Peluang/Opportunities dan Acaman/Threats), maka hasil tersebut
digunakan untuk menentukan startegi-strategi yaitu :
1. Strategi SO
dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk
mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada.
a.
Adanya
kompetensi Sumber daya tenaga pendidik dengan kompetensi yang cukup memadai 90%
pendidikan S1, 5 % Pendidikan S2 (Kepala sekolah) hanya 5% yang tamatan
sederajat SMU yang cukup memadai, akan dapat memberikan pelayanan yang optimal
terhadap siswa yang berjumlah tidak terlalu banyak.
b.
Posisi dan letak yang strategis, dimana
berada ditengah kelurahan Kedaton dengan jalan yang cukup baik, mudah
terjangkau, Lingkungan yang cukup tenang, jauh dari kebisingan,
dapat membuat proses belajar mengajar tidak terganggu oleh suara-suara yang
dapat mempengaruhi konsentrasi guru dan siswa pada saat pelajaran
c.
Halaman Luas dan tanah untuk dibangun
masih ada. Kesempatan sekolah dekat dengan Kantor Diknas Pendidikan Kab. OKI
untuk mengajukan proposal penambahan sapras dan perbaikan, juga ada salah satu
anggota Dewan berasal dari Kelurahan Kedaton mengajukan proposal dan aspirasi
agar dapat dialihkan untuk sekolah.
d.
Rombel ada 6 sedangkan ruang kelas ada 7
ruangan, Harapan orang tua siswa yang
tinggi terhadap pentingnya layanan pendidikan yang bermutu bagi anak-anaknya. dan
Penduduk kedaton bertambah banyak
apalagi ditambah penduduk pindahan yang tinggal diperumnas selain itu juga
Adanya anak-anak karyawan perkebunan sawit sekolah ke kayuagung perlu perbaikan
disana sini agar mereka tertarik untuk bersekolah di SD Negeri 12 Kayuagung.
e.
Penduduk kedaton bertambah banyak apalagi ditambah penduduk pindahan
yang tinggal diperumnas sudah banyak yang menempati. Adanya anak-anak karyawan
perkebunan sawit sekolah ke kayuagung
f.
Perumahan guru 3 lokal tidak tepakai
,
perumahan tersebut layak dihuni atau dipakai.
2. Strategi WO yaitu
mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi
kelemahan (W) yang ada.
a.
Jumlah Gedung sekolah yang sudah kurang layak, dan Halaman
tanah musim kemarau Berdebu dan musim hujan sebagian halaman tergenang air.
Sekolahan
dekat dengan diknas dan ada anggota dewan yang berasal dari Kedaton, sekolahan
bisa membuat proposal counblok ke anggota dewan atau diknas pendidikan selain
itu juga taman didepan kelas dan dihalaman perlu perawatan dan penanaman pohon
dan kembang agar rindang dan indah tidak gersang melibatkan seluruh warga
sekolah dan pengurus komite.
b.
Mendisplinkan guru disiplin, dan mengawasi
guru meninggalkan kelas pada jam menggajar. Melarang pedagang-pedagang (sayur,
ikan, pecah belah dll) masuk ke sekolah baik jam mengajar maupun jam istirahat.
c.
Menambah
buku-buku referensi bagi tenaga pendidik maupun buku siswa.
d.
Eksistensi Komite Sekolah yang proaktif
dalam menggagas perubahan inovasi pendidikan serta mengoptimalkan sumber daya
sekolah.
e.
Melakukan Kepemimpinan sekolah yang
demokratis, partisipatif, transparan dan senantiasa resvonsive terhadap
berbagai inovasi.
f.
Meningkatkan Kreatifitas peserta didik
yang relatif lebih baik dibandingkan dengan peserta didik sekolah lain.
g.
Bejerjasama yang harmonis terjalin
dengan baik antara sekolah, komite sekolah dan orang tua.
h.
Program / rencana strategis sekolah yang
dirumuskan oleh pihak sekolah dan komite sekolah terkendala oleh sarana dan
prasarana dan dana yang kurang memadai.
i.
Guru dalam mengajar maksimal, selalu
diawasi dan dimonitor terus mengajar membeli sayur dan ikan pedagang yang
sering datang ke sekolah.
j.
Diadakan jam tambahan bagi anak yang kurang bisa
membaca atau calistung.
3. Strategi ST yaitu
dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk
menghindari ancaman (T). Adanya sumber daya tenaga pendidik dengan kompetensi
yang cukup memadai dan fasilitas kantor yang cukup baik dapat didayagunakan
secara optimal untuk meningkatkan :
a. dukungan dari
wali murid terhadap pendidikan anaknya
b. dukungan
dari wali murid terhadap program-program sekolah
c. kepercayaan
wali murid terhadap sekolah, sehingga tidak ada lagi anak usia sekolah dasar
yang sekolah di tempat lain yang dianggap kualitas dan fasilitasnya lebih baik.
d. Mengembalikan
kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan prestasi dan kualitas
sekolah dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
e. Meningkatkan
kerja sama yang solid antara sekolah, komite sekolah, dan wali murid guna
menangkal masuknya budaya asing yang ada
4. Strategi WT yaitu
dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan
menghindari ancaman (T).
a. Pembenahan
gedung sekolah melalui bantuan pemerintah
b. Melengkapi
buku-buku referensi bagi tenaga pendidik melalui foto copy dan pembelian secara
bertahap melalui dana BOS.
c. Pengadaaan Buku
perpustakaan dengan mengajukan proposal ke Diknas Pendidikan Kab. OKI.
d. Pemanfaatkan
perumahan guru, untuk ruang Guru, UKS,
Kantin dan Gudang
e. Pembenahan
sistem manajemen keuangan yang disesuaikan dengan adanya dana BOS yang sangat
minim.
f. Meningkatkan
kepercayaan dan dukungan dari wali murid terhadap pendidikan anaknya dan
program-program sekolah melalui silaturahmi dan sosialisasi.
C. Hasil yang
Diharapkan
Dari rencana
tindakan di atas diharapkan mencapai hasil seperti di bawah ini:
1.
Peningkatan
Disiplin, kerjasama dan partisipasi guru SD Negeri 12 Kayuagung.
2.
Peningkatan
keharmonisan Warga sekolah, Komite dan Wali murid.
3.
Peningkatan kualitas Mutu pendidikan
di SD Negeri 12 Kayuagung
4.
Peningkatan rasa nyaman, Rindang dan Asri warga sekolah di SD
Negeri 12 Kayuagung
5.
Peningkatan
sarana dan prasarana sekolah yang lebih baik.
6.
Peningkatan
kegiatan Ekrakurikuler bagi siswa.
7.
Peningkatan kompetensi siswa dan
lulusan dari SDN 12 Kayuagung
8.
Peningkatan Pendidikan Karakter
kepada Siswa di SD Negeri 12 Kayuagung
9.
Mengembalikan kepercayaan dan
dukungan dari wali murid terhadap pendidikan dan program-program sekolah SDN 12
Kayuagung.
10. Mengembalikan
kepercayaan dan partisipasi masyarakat kedaton untuk menyekolahkan anaknya di
SD Negeri 12 Kayuagung.
Kamis, 20 Mei 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SD Negeri 12 Kayuagung berdiri tahun 1962, sebelumnya berada di tengah-tengah perkampungan Kelurahan Kedaton dengan luas + 0,5 hektar halamannya sangat sempit dan penduduk semakin bertambah disekitar sekolahan. Maka oleh pihak sekolah mengusulkan ke UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan diteruskan ke Pemerintah Kabupaten untuk memindahkan sekolah tempat yang lebih luas, pemuka masyarakat setempat dan Perangkat Daerah saat itu menghibahkan tanah untuk dibangun gedung sekolah.
Pada tahun 1982, SD Negeri 12 Kayuagung resmi pindah ke tempat dan bangunan yang baru, tepatnya di jalan Lettu Abu Kosim atau + 500 m dari sekolah lama sampai sekarang.
Dari awal berdiri tahun 1962 s.d 2015, kepemimpinan Kepala Sekolah yang beberapa kali mengalami perubahan, perubahan tersebut telah terjadi sebanyak 7 kali perubahan Pemimpin sebagai kepala sekolah. Selama kepemimpinana kepala sekolah yang berbeda tersebut terdapat cara kepemimpinan yang berbeda beda sesuai dengan visi misi dan tujuan serta karakter dan kebijakan yang diterapkanya di sekolah tersebut.Adapun nama nama kepala sekolah yang pernah memimpin SDN 12 Kayuagung terdata dibawah ini:
Tabel 1: Nama Kepala Sekolah SD Negferi 12 Kayuagung
No | Nama Kepala Sekolah | Tahun |
1 | Salmah | 1962 s.d 1976 |
2 | Melur.C | 1976 s.d 1979 |
3 | A. Wahid | 1979 s.d 1992 |
4 | Drs. Yeldi Yasid | 1992 s.d 1999 |
5 | Yusur Erman | 1999 s.d 2002 |
6 | Halimatus, A.Ma.Pd | 2002 s.d 2010 |
7 | Latifah, S.Pd | 2010 s,d 20 – 10 - 2015 |
8 | Ahmad, S.Pd.,M.Pd | 20- 10 - 2015 s.d Sekarang |
Pada tanggal 05 Oktober 2015 pelantikan kepala sekolah sekabupaten Ogan Komering Ilir, Kepala Sekolah SD Negeri 12 Kayuagung termasuk yang dilantik dan serah terima jabatan pada tanggal 20 Oktober 2020 dari Kepala Sekolah lama Ibu Latifah, S.Pd (mendekati pensiun) ke Kepala Sekolah Baru Bapak Ahmad, S.Pd, M.Pd ( Kepala Sekolah yang ke -8).
SD Negeri 12 Kayuagung berada dikota kayuagung yaitu di kelurahan Kedaton, tidak jauh dari ibu kota kecamatan. Kota Kayu Agung adalah sebuah kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia. Kayuagung sebuah kota yang terletak di lintas timur sumatera. Kecamatan Kota Kayuagung terdiri atas 11 kelurahan ; yaitu Kelurahan Kayuagung (asli ), Perigi, Kutaraya, Kedaton, Sukadana, Mangunjaya, Sidakersa, jua-jua, Cintaraja, dan Tanjung Rancing, Serta 14 desa ; yaitu Desa Bulu Cawang, Lubuk Dalam, Banding Anyar, Anyar, Muara Baru, Kijang Ulu,Celika, Tanjung Menang. kelurahan yang berdekatan dengan Kelurahan kedaton adalah Kutaraya, perigi , walaupun kelurahan cinta raja dan sidakersa letaknya diseberang sungai namun akses jalan lancar dan baik, dari tetangga kelurahan tersebut terdapat sekolah- sekolah favorit Masyarakat Kelurahan Kedaton untuk menyekolahkan anaknya. adapun daftar rincian siswa kelurahan Kedaton (sebelum Penulis Menjadi Kepala Sekolah) 4 tahun sebelumnya menurut dokumen sekolah, jumlah siswa SDN 12 Kayuagung Sebagai berikut :
Tabel 2: Data Siswa SDN 12 Kayuagung
N0 | Nama Sekolah
| Tahun pelajaran / Jumlah siswa | Ketera ngan | |||
2012 / 2013 | 2013/ 2014 | 2014 / 2015 | 2015 / 2016 | |||
1 | SDN 12 Kayuagung | 167 | 154 | 147 | 157 |
|
Doc. SD Negeri 12 Kayuagung
Sedangkan data siswa berdasarkan tempat tinggal orang tua wali murid berdasarkan dokumen di UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Kayuagung 4 tahun yang sama diatas masyarakat Kedaton yang menyekolahkan anaknya ke SD tetangga sebagai berikut:
Tabel 3: Data SD yang berdekatan dengan SDN 12 Kayuagung
No
| Nama Sekolah
| Tahun pelajaran / Jumlah siswa | Jarak dari SDN 12 Kayu agung | Tempat Kelurahan SD | |||
2012/ 2013 | 2013 /2014 | 2014/2015 | 2015 / 2016 | ||||
1 | SDN 2 Kayuagung | 114 | 120 | 140 | 150 | 500 M | Kel. Kutaraya |
2 | SDN 3 Kayuagung | 14 | 12 | 18 | 16 | 1 Km | Kel. Sidakersa |
3 | SDN 1 Kayuagung | 6 | 10 | 12 | 14 | 1 Km | Kel. Sidakersa |
4 | SDN 09 Kayuagung | 16 | 12 | 14 | 10 | 1 Km | Kel. Sidakersa |
5 | SDN 17 Kayuagung | 6 | 4 | 6 | 8 | 1 Km | Kel. Sidakersa |
6 | SDN 7 Kayuagung | 2 | 4 | 5 | 6 | 1,2 Km | Kel. Cintaraja |
7 | SD IT Madani | 6 | 8 | 5 | 6 | 1,3 Km | Kel. Sidakersa |
Data Doc. UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Kayuagung
Dari table 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa masyarakat kedaton masih banyak menyekolahkan anaknya keluar Kelurahan Kedaton, SD tetangga menjadi favorit orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya. Apalagi sekolah dalam kota kayuagung dimana satu sekolahan berdekatan dan ada juga dalam satu kelurahan 4 SD (SD Komplek), tentunya sekolahan secara tidak langsung berkompetisi dalam segala hal.
Kompetisi antar sekolah secara tidak langsung antara lain citra nama baik, kegiatan disekolah, disiplin guru dan siswa, kompetensi gurunya, Prestasi, Kepala sekolahnya sebagai manager dan sebagainya. Oleh sebab itu sekolah yang berdekatan satu dengan yang lainnya berkompetisi terlihat ada sekolah yang mempunyai jumlah siswa lebih banyak, jumlah siswa sedang dan jumlah siswa sedikit padahal kelurahan mereka ada Sekolahan jaraknya lebih dekat. Jarak bukan lagi penghalang bagi orang tua siswa dikarenakan masalah jalan dan transportasi lancar tidak ada hambatan sekolah yang jauh dari rumah, mereka mengantar dan mengeluarkan biaya Sekolah yang mereka inginkan dengan harapan anaknya mempunyai masa depan yang lebih baik.
SD Negeri 12 Kayuagung memiliki peluang berkembang cukup besar karena letak geografisnya yang strategis. Lokasi sekolah berada di kawasan pendidikan dimana sekolahan berdekatan dengan SMPN 2 Kayuagung, SMKN 1, SMKN 2 dan SMAN 3 Unggulan selain itu juga sekolah tersebut mudah dijangkau angkutan umum dan keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman. Dibalik itu semua ancaman SD Negeri 12 Kayuagung bersumber dari pergeseran nilai budaya yakni adanya pengaruh Lingkungan berjudi, mabuk-mabukan, ngaibon dan Internet (bebas mengakses film) yang mulai melanda kehidupan peserta didik, menirukan perilaku masyarakat yang tidak jelas latar belakangnya. Oleh karena itu, kegiatan pembentukan budi pekerti dan melestarikan seni budaya tradisional sangat dioptimalkan melalui kegiatan pengembangan diri. Keberadaan 40 lembaga sekolah negeri dan lembaga swasta merupakan pesaing besar terhadap keberadaan SD Negeri 12 Kayuagung . Menyikapi kondisi ini, SD Negeri 12 Kayuagung melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama yang harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta didik dan mengadakan kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Pendidikan bermutu merupakan suatu tuntutan, yang diamanatkan pada UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, yaitu pada pasal-pasal sebagai berikut : Pasal 1 ayat 22: “Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.”, Pasal 50 ayat 2: “Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional”. Pasal 51 ayat 2: “Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu dan evaluasi yang transparan”
upaya meningkatkan mutu atau kualitas Sekolah perlu ada perubahan, dengan cara menginstropeksi diri baik kebelakang maupun menatap kedepan. Menginstropeksi diri dengan menganalisis SWOT agar menjadi cermin dan panduan perbaikan kedepannya. Memang diakui setelah menjadi kepala sekolah (penulis) pernah mendengar dan meminta pendapat dari guru – guru, masyarakat sekitar dan wali murid kenapa SD Negeri 12 Kayuagung tidak menjadi pilihan mereka, sebagian masyarakat lebih baik sekolah diluar kedaton karena sekolahannya tidak bermutu, Setiap orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Saat memasuki usia wajib belajar orang tua tidak ingin anaknya tertinggal dalam mendapatkan pendidikan akademik. Tidak hanya itu, pendidikan karakter dan dukungan terhadap bakat dan minat juga diperlukan.Ada banyak pendapat yang saya terima, ada yang memilih sekolah diluar kedaton karena gurunya disiplin, gurunya bagus bagus, banyak kegiatan siswa, bangunanya bagus, tempatnya dan lingkungannya indah, ada pula yang menyekolahkan anak ke sekolah swasta karena ada tambahan pelajaran Agama, ekrakurikuler lebih banyak, fasilitas lebih baik dan guru-guru yang kompoten.
Dari beberapa pendapat wali siswa yang anaknya bersekolah diluar SD Negeri 12 Kayuagung saya sebagai penulis sekaligus kepala sekolah apa yang telah diungkapkan wali siswa tersebut SD Negeri 12 Kayuagung belum masuk pada kreteria SD Favorit mereka. Jadi saya beransumsi bahwa wajar sebagian masyarakat Kedaton tidak memilih menyekolahkan anaknya ke SD Negeri 12 Kayuagung. Adapun keaadan SD Negeri 12 Kayuagung pada tahun 2015 terlihat pada gambar dibawah ini:
Terlihat dengan kasad mata bahwa pertama datang halaman sangat gersang, halaman tanah kalau kemarau berdebu dan kalau hujan air tergenang, taman tidak terawat, ruang kelas masih bangunan lama tidak ada jendela yang ada venitalasi kawat, fasilitas sekolah masih kurang, guru-gurunya kurang disiplin, pihak sekolah kurang pendekatan dengan wali murid, masyarakat dan masih banyak kekurang yang lainnya.
Sehingga dari keadaan dilapangan sampai laporan masyarakat menjadi bahan kajian dan renungan untuk perbaikan kedepan dan strategi yang akan diambil. Sedangkan pertambahan penduduk kelurahan Kedaton sangat pesat dikarenakan rumah penduduk terus bertambah, ada penduduk baru yang menempati perumnas selain itu juga anak anak pegawai Perkebunan Sawit berdekatan dengan kelurahan kedaton juga menyekolahkan anaknya ke Kayuagung. Dari keadaan diatas pihak sekolah perlu,”Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Kelurahan Kedaton kecamatan Kayuagung terhadap SD Negeri 12 Kayuagung.”Sehingga SD Negeri 12 Kayuagung menjadi kebangga Masyarakat kedaton untuk menyekolahkan anaknya.
B. Tujuan Penulisan Best Practice
Hasil best practice ini pada dasarnya bertujuan untuk :
a. Memberikan gambaran kondisi awal SDN 12 Kayuagung pada saat penulis pertama kali diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah.
b. Memberikan gambaran hasil analisis dan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan sekolah pada saat penulis diangkat sebagai kepala sekolah.
c. Memberikan gambaran Hasil- hasil Pengembangan Sekolah di SDN 12 Kayuagung.
d. Memberikan gambaran tentang kendala/hambatan serta solusi penyelesaian dalam merealisasikan program pengembangan sekolah.
C. Manfaat Penulisan
Best practice ini disusun sebagai bentuk laporan pengalaman penulis Memimpin SD Negeri 12 Kayuagung Selama 5 tahun adalah :
a. Sebagai bahan masukan bagi para kepala sekolah, dalam mengembangkan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah”.
b. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan dan Instansi yang berkepentingan untuk terus mendorong kualitas pendidikan di sekolah.
c. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah untuk terus mendukung pemenuhan sarana dan prasarana olahraga dan kesenian untuk peningkatan prestasi peserta didik.
BAB II
SEKOLAH DAN MASYRAKAT
A. Definisi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat.Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat. Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:
1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik, demikian pula sekolah.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun dalam perbaikan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi dua arah yang efisien
Salah satu hal yang paling penting dalam pengelolaan sekolah adalah menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. SD Negeri 12 Kayuagung sudah beberapa tahun kepala sekolah sebelumnya belum pernah mengadakan atau mengundang wali murid untuk sosialisasi ataupun Rapat dari pihak sekolah, Pada awal tahun 2015 bulan Desember pertama kali diadakan pertemuan awal dengan seluruh wali murid diundang kesekolah dalam perkenalan dan silahturahmi kepala sekolah baru. Lalu ditindak lanjuti pada bulan januari 2016 pertemuan kedua kali dengan mengundang seluruh wali murid, lurah, tokoh masyarakat dalam rangka pembentukkan Komite sekaligus menampung aspirasi mereka untuk dimasukkan kedalam program sekolah kedepan. Dalam pertemuan tersebut terdapat banyak sekali usul-usulan membangun sekolah: sekolah jangan sampai becek dan berdebu, taman-taman diperbaiki, Sekolah harus nyaman, rindang dan asri, pedagang yang keluar masuk, disiplin guru, siswa perlu ditertibkan, wc siswa, rumah sekolah perlu direhap, sering sering diadakan musyawarah seperti ini, kepala sekolah tanggap keluhan wali murid atau masyarakat, membuat mushollah dan lain-lain.
Dari pertemuan inilah mendapat dukungan masyarakat, gagasan-gagasan yang membangun sekolah. Dan ditindaklanjuti pengurus komite bersama pihak sekolah mengadakan rapat dalam membuat program dan perencanaan sekolah kedepan.
B. Peran Sekolah dalam Membangun Masyarakat yang saling percaya
Sekolah adalah institusi penting sebagai bagian dari upaya masyarakat melakukan perbaikan terhadap kehidupannya hari ini dan esok.melalui sekolah, individu diajarkan cara berfikir, bertindak, dan bentuk-bentuk keterampilan yang penting bagi kehidupannya. peran penting sekolah tersebut juga merambah kepada aspek-aspek sosial seperti kemampuan berkomunikasi, membangun hubungan sosial, sampai kemampuan berempati. dalam kaitannya dengan upaya membangun kepercayaan, beberapa hal yang bisa dilakukan sekolah antara lain melakukan transparansi penyelenggaraan pendidikan, menjalin komunikasi yang terbuka dengan masyarakat, dan meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran.
Transparansi penyelenggaraan pendidikan merupakan upaya yang dilakukan sekolah dalam memberi ruang bagi masyarakat untuk mengakses informasi tentang penyelenggaraan pendidikan di sebuah sekolah.transparansi menjadi penting dalam dua aspek, membangun kepercayaan masyarakat kepada sekolah dan mencontohkan keterbukaan kepada peserta didik dan masyarakat. dalam upaya membangun kepercayaan, sekolah perlu memberikan informasi kepada masyarakat tentang “apa dan bagaimana” proses pendidikan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakannya. dengan cara ini masyarakat bisa memberikan penilaian terhadap kredibilitas sekolah dan pada saat yang sama memiliki kemampuan untuk memprediksi apa yang akan dilakukan oleh sekolah kepada peserta didik yang dipercayakan kepadanya. banyak fakta membuktikan bahwa sekolah yang mengalami kemunduran adalah sekolah yang terlalu tertutup dan tidak memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh sekolah.
Pada saat yang sama, transparansi merupakan bagian dari “modelling” yang dilakukan oleh sekolah dalam mengajarkan siswa dan masyarakat untuk jujur dan terbuka. mendidikkan kejujuran tidaklah cukup dengan hanya menceramahi siswa dan masyarakat tentang teori kejujuran. melainkan dibutuhkan “role model” yang bisa diikuti jejaknya dalam mempraktekkan kejujuran. sebagaimana kita ketahui, kepercayaan tumbuh dari perilaku jujur. kita akan susah untuk mempercayai orang yang tidak jujur dan tidak terbuka.
Selain transparansi, membangun kepercayaan membutuhkan komunikasi, yaitu proses aktif pertukaran pesan dari satu pihak kepada pihak lain. dalam berkomunikasi, kita bukan hanya menyampaikan informasi tentang sesuatu yang kita maksudkan, melainkan pula kita menyampaikan informasi tentang diri kita. banyak orang kehilangan kepercayaan pada orang lain bukan karena orang lain tidak jujur, melainkan karena pengaruh komunikasi yang buruk, baik dalam bentuk pesan yang tidak sesuai dengan makna yang dimaksud, media komunikasi yang dianggap tidak pantas, kesalahan pemaknaan pesan akibat gangguan lingkungan, dan lain-lain. komunikasi yang baik menjadi penting dalam mendidikkan sikap saling percaya, baik bagi siswa maupun bagi masyarakat.
Bagi masyarakat, komunikasi sekolah penting untuk memastikan proses pendidikan di sekolah berjalan sesuai dengan norma dan ekspektasi masyarakat. bayangkan jika sekolah tidak mau menerima kritik dan saran dari masyarakat. tentunya masyarakat akan kecewa dan kekecewaan itu sangat mungkin menggerus kepercayaan masyarakat kepada sekolah. bagi siswa, komunikasi antara sekolah dengan masyarakat penting agar siswa merasa diperhatikan. melalui komunikasi sekolah dengan orang tua, siswa bisa dikontrol perilakunya di luar sekolah. dalam tindakan pengawasan orang tua terhadap anaknya, anak akan selalu merasa didampingi dalam segala kegiatan kesehariannya sehingga ia terhindar dari sikap dan perilaku yang tidak diterima masyarakat.
Terakhir, membangun kepercayaan membutuhkan peran guru sebagai ujung tombak.bagi siswa, guru seringkali lebih dipercaya daripada orang tua. untuk itu, guru yang baik bukan hanya mampu berceramah tentang cara membangun kepercayaan, melainkan pula mampu menunjukkan dan merangsang siswa untuk berlatih membangun kepercayaan. sebagai contoh, guru harus mampu menunjukkan cara membangun kepercayaan melalui cara dan gaya mengajarnya. dalam kaitan dengan stimulasi agar siswa berlatih membangun kepercayaan dengan orang lain, guru harus mampu menerapkan metode yang relevan. untuk melakukan itu, guru tentunya harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan, seperti kemampuan untuk mengenali karakteristik peserta didik, kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif, kemampuan untuk merancang dan menerapkan strategi pembelajaran kolaburatif yang menyenangkan, dan sebagainya.
Peran sekolah sangat penting dalam membangun kepercayaan masyarakat dari keterbukaan, komunikasi sampai pada guru dalam menunaikan tugasnya tidak luput dari perhatian orang tua dan Masyarakat. sehingga SD Negeri 12 Kayuagung dibawah Kepemimpinan Ahmad, S.Pd., M.Pd mengubah pola-pola sebelumnya dengan yang baru, diungkapkan di dalam rapat dewan guru, dan komite pendapatan dana sekolah dari Bos. Dari perencanaan dan membuat program warga sekolah dan komite dilibatkan, diharapkan dengan adanya keterbukaan dan keterlibatan semua pihak akan meningkatkan citra sekolah dimata masyarakat Kedaton.
BAB III
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
A. Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Ditingkat sekolah, leadership yang berhasil mengembangkan budaya komitmen staf sekolah terhadap hasil siswa yang meningkat besar mendorong kualitas pengalaman belajar. Kepala Sekolah secara signifikan menyumbang bagi satu ’visi’. Dalam hal ini kepemimpinan yang kompeten yang mempengaruhi seluruh aspek kinerja sekolah (Ibtisam Abu-Duhou, 2002).
Kepala Sekolah yang menjalankan fungsi kepemimpinan pendidikan, tidak bisa disamakan karakteristiknya dengan kepemimpinan yang umum. Abd Rachman Abror (1984) mendefinisikan kepemimpinan pendidikan sebagai tindakan atau tingkah laku di antara individu dan kelompok yang menyebabkan individu dan juga kelompok-kelompok itu bergerak maju – mencapai tujuan pendidikan yang semakin bisa diterima oleh masing-masing pihak. Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas (2000), mendefinisikan kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai usaha atau cara Kepala Sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait, untuk bekerja/berperan serta guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan demikian, kepemimpinan Kepala Sekolah atau kepemimpinan pendidikan adalah bagaimana cara Kepala Sekolah untuk ”membuat” orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah/pendidikan. Berkaitan dengan implementasi MBS, Kepala Sekolah senantiasa memperhatikan konsep ”lima pilar Total Quality Management” (Creech, 1996). Yaitu, produk merupakan titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk, tidak mungkin ada tanpa mutu dalam proses. Mutu dalam proses, tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat, tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua kompenen tersebut, dan setiap pilar tergantung. kepada keempat pilar yang lain. Dan jika salah satu lemah, dengan sendirinya yang lain juga ikut lemah.
B. Tugas-Tugas Kepemimpinan Pendidikan
Tujuan-tujuan pokok pendidikan akan membedakan sifat dasar tindakan kepemimpinan yang diperlukan. Sebagai contoh, di Amerika dengan cara-cara yang terorganisir dalam menggunakan intelegensinya, rakyat menentukan sifat dasar pendidikannya. Sehingga, rakyat memiliki kewajiban untuk memahami berbagai alternatif yang ada padanya dan menerima dampak atas pilihan yang mereka buat. Untuk menghindari hal tersebut, kegiatan kepemimpinan dijalankan dalam hal-hal sebagai berikut: (1) Membantu orang-orang dari warga sekolah untuk menetapkan tujuan pendidikannya, (2) Memudahkan dan memperlancar proses belajar mengajar, mengembangkan efektivitas mengajar yang lebih besar., (3) Menyusun suatu unit organisasi yang produktif, (4) Menciptakan suatu iklim bagi tumbuh dan munculnya kepemimpinan, (5) Menyediakan sumber-sumber yang adekwat untuk mengajar yang efektif. Bagi seorang pemimpin sangat penting untuk memberikan perhatiannya pada dua dimensi, yaitu: berorientasi pada penyelesaian tugas yang diembannya (a task oriented styele) dan berorientasi menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan para anggota organisasinya (an employee – oriennted style) (Wahjosumidjo, 1987).
C. kepemimpinan kepala sekolah efektif
Beberapa indikator kepemimpinan kepala sekolah efektif:
a. Kepala sekolah mempraktekkan pendekatan kepemimpinan partisipatif terutama dalam proses pengambilan keputusan.
b. Kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis, lugas dan terbuka
c. Kepala sekolah menyiapkan waktu untuk berkomunikasi secara terbuka dengan para guru,staf dan siswa.
d. Kepala sekolah menekankan kepada guru dan staf untuk memenuhi norma-normapembelajaran dengan disiplin yang tinggi.
e. Kepala sekolah memantau kemajuan belajar siswa melalui guru sesering mungkin berdasarkanpada data prestasi belajarnya.
f. Kepala Sekolah secara aktif menyelenggarakan pertemuan-pertemuan dengan komite sekolah,guru, dan staf mengenai topik-topik yang memerlukan perhatian.
g. Kepala Sekolah membimbing dan guru memecahkan masalah-masalah pekerjaan merekasendiri, dan bersedia memberikan bantuan bila diperlukan(Aris Munandar, Pendekatan Sistem dalam Pengembangan Sekolahhal. 30-41, No. 01/Th III/April/2007 35)
h. Dana yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan program-program pembelajaran tersediadan dialokasikan sesuai dengan prioritas-prioritas yang telah ditentukan
i. Kepala sekolah melakukan kunjungan-kunjungan kelas untuk mengamati secara langsungkegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
j. Kepala Sekolah memberikan dukungan pada guru untuk menegakkan kedisiplinan siswa.
k. Kepala sekolah peka terhadap kebutuhan siswa, guru, staf, orangtua dan masyarakat.
l. Kepala sekolah menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat menjadi anutan atau model bagiguru dan siswa.
m. Ruang kepala sekolah terbuka bagi guru, siswa, dan orangtua untuk berkonsultasi atau berdiskusisecara pribadi mengenai permasalahan yang mereka hadapi berkaitan dengan pendidikandan pembelajaran di sekolah.
n. Kepala sekolah harus transparans, akuntabel dan profesional khususnya dalam pengelolaan keuangan.
o. Kepala sekolah mengarahkan inovasi dalam organisasi.
p. Kepala sekolah membangun kelompok kerja aktif.
q. Kepala sekolah menjamin kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan.
r. Kepala sekolah harus memiliki komitmen yang jelas terhadap penjaminan mutu lulusan sekolah.
s. Kepala sekolah memberikan ruang pemberdayaan sekolah kepada semua unsur sekolah.
Dalam hal diatas sangatlah penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan, kepemimpinan Kepala Sekolah atau kepemimpinan pendidikan adalah bagaimana cara Kepala Sekolah untuk ”membuat” orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah/pendidikan. Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri 12 Kayuagung Ahmad, S.Pd., M.Pd (sekaligus sebagai Penulis) dari tanggal 20 Oktober 2015 sampai dengan tahun 2020 ini, berkomitmen merakul semua warga sekolah sesuai dengan tugas-tugas kepemimpinan Kepala Sekolah dalam melakukan mengoktimalkan warga sekolah melakukan kegiatan sehari hari baik sebagai guru, tata usaha, penjaga sekolah, tukang kebersihan dan pengurus komite.
Dengan merangkul dan bekerja bersama-sama maka akan menyampai tujuan pendidikan itu sendiri, dan akan menciptakan kepemimpinan yang kondusif sehingga kempimpinan kepala sekolah yang efektif terwujud. Dengan demikian apa yang telah direncakan dan diprogramkan sekolah dalam melakukan perubahan-perubahan SDN 12 Kayuagung tercapai, kepemimpinan tersebut diharapkan dibawah kepemimpinan Ahmad, S.Pd, M.Pd (sekaligus sebagai Penulis) dapat dipercaya semua warga sekolah dan masyarakat kedaton umumnya.
BAB IV
SEKOLAH DASAR NEGERI 12 KAYUAGUNG
A. Geografis Sekolah Dasar Negeri 12 Kayuagung
Sekolah Dasar Negeri 12 Kayuagung secara Geografis berbatasan sebelah Barat dengan rumah Penduduk juga berdekatan SMK Negeri 2 Kayuagung, Sebelah Selatan Berdekatan dengan SMU Negeri 3 Kayuagung, Sebelah Timur berbatasan dengan jalan dan sebelah Utara berbatasan dengan Rumah penduduk. letak geografisnya yang strategis. Lokasi sekolah berada di kawasan pendidikan dimana sekolahan berdekatan dengan SMPN 2 Kayuagung, SMKN 1, SMKN 2 dan SMAN 3 Unggulan selain itu juga sekolah tersebut mudah dijangkau angkutan umum dan keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman. Menyikapi kondisi ini, SD Negeri 12 Kayuagung tidak melakukan perbenah berupa peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama yang harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta didik dan mengadakan kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Kondisi inilah sangat memperhatinkan dari segi sarana Prasarana dan siswa nya dari tahun 2010 sampai dengan 2015 berkisan 140 sampai dengan 160, walaupun naik siswanya namun naiknya sedikit dibandingkan jumlah penduduk dan siswa yang sekolah keluar kedaton.
B. Keadaan SD Negeri 12 Kayuagung
Gambar 3 Halaman Tanah
|
Dari Gambar diatas terlihat bahwa pada tahun 2015 keadaan Sapras SDN 12 Kayuagung pada kondisi halamannya tanah kalau kemarau berdebu pada Gambar 3,4, 6 dan musim hujan sebagian halamn tergenang Air setelah Hujan pada gambar 9, 10, 11. Taman sepertinya tidak terawat dilihat pada gambar 5. Dan 7. Gambar 12 depan rumah penjaga sekolah dan gambar 13 rumah penjaga sekolah selain itu juga terlihat pada gambar 14. koleksi perpustkaan sangat minim, buku yang ada koleksi buku-buku lama. Didalam kelas juga meja dan kursi siswa masih kurang satu kelas kosong, untuk ruang kelas dari 7 ruangan hanya terisi 6 ruangan atau 6 rombel jadi satu ruang kelas kosong.
Kegiatan- kegiatan sekolah yang dilakukan maupun di ikuti tahun 2013, 2014 dan 2015 berdasarkan dokumen sekolah digambarkan pada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 4 Kegiatan Sekolah
No | Nama Kegiatan Sekolah | Tahun | ||
2013 | 2014 | 2015 | ||
Ekra Kurikuler | ||||
1 | Pramuka | ada | Tidak ada | Tidak ada |
Keagamaan | ||||
1 | Yasinan setiap pagi kamis | ada | ada | ada |
Perlombaan O2SN | ||||
1 | Atletik | Mengikuti | Mengikuti | Mengikuti |
Perlombaan FLS2N | ||||
1 | Melukis | Mengikuti | Mengikuti | Mengikuti |
Pengembangan Guru | ||||
1 | KKG | Mengikuti | Mengikuti | Mengikuti |
2 | Whorkshop/Seminar | Tidak Pernah | Tidak Pernah | Tidak Pernah |
Perpustakaan | ||||
1 | Siswa Membaca di Perpustakaan | Tidak Pernah | Tidak Pernah | Tidak Pernah |
Doc. SD Negeri 12 Kayuagung
Berdasarkan tabel diatas kegiatan Pramuka dilakukan hanya tahun 2013, tahun berikutnya tidak dilaksanakan lagi, dibidang keagamaan setiap kamis pagi rutin dilaksanakan tiga tahun berturut turut. Dalam perlobaan O2SN dan FLS2N setiap tahun mengikuti namun hanya satu tangkai, selain itu juga dalam pengembangan Guru rutin di ikuti oleh semua guru hanya KKG (Kelompok Kerja Guru), Sedangkan Perpustakaan berdiri megah pada tahun 2012 namun koleksinya sangat minim 34 Judul dengan jumlah 134 buku itu pun buku koleksi lama.
Sehingga dokumen tersebut menjadi Introfeksi kedepannya dibawah kepemimpinan Ahmad., S.Pd,. M.Pd untuk menghidupkan kembali atau menambah yang diperlukan dalam segala hal agar kegiatan-kegiatan lebih banyak di SD Negeri 12 Kayuagung.
CERITANYA BERLANJUT........